Rabu, 11 Juni 2014

menawar kan prodak jajanan ,makanan khas Banjarmasin dan Bunga Rosella dalam rangka menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah

Assalamualaikum wr,wb

kembali bertemu lagi dengan saya Edi Subandrio
kali ini saya ngeposting tentang makanan jajanan khas banjarmasi sambil menyelam minum air gan , sambil ngeposting lanjut berwirausaha. wkwkw

langsung aja gan nih ,,,,
menyambut bulan ramadhan yang penuh berkah niat hati pengen menawar kan kepada kalian agan agan / sista sista tentang makanan dan jajanan yang ibu ane buat di bulan puasa

 lalapan 
kalian bisa pesan katringan karna juru masak nya adalah ibu ane gan di jamin makanan halal dan bergizi penuh
bisa di makan di setiap waktu saat anda bersantai maupun sedang istirahat




masakan Bestik Ayam 
bisa juga di pesan buat acara acara yang memelukan makanan yang banyak 


  ikan pais khas banjarmasin  DI PESAN

 IKAN BAWAL PANGGANG BUATAN MAMA ANE BISA JUGA DI PESAN
bunga Rosella 
ane jual yang segar atau langsung di petik dari tangkai dan yang kering buat di seduh
minumnan buat kesehatan anda
bisa pesan sekarang juga

Khasiat Bunga Rosella untuk kesehatan:

  1. Menurunkan Hipertensi
  2. Mengobati Asam urat
  3. Memperbaiki metabolisme tubuh
  4. Mengobati diabetes melitus
  5. Mencegah sariawan dan panas dalam
  6. Melangsingkan tubuh
  7. Menghambat pertumbuhan sel kanker
  8. Menambah vitalitas
  9. Mencegah batuk dan flu
  10. Sebagai antioksidan, antikanker, antidepresi, antikanker, dan menurunkan absorpsi alkohol
Khasiat Bunga Rosella sudah di kenal dan di teliti oleh pakar kesehatan di seluruh dunia, baik itu secara modern ataupun secara tradisional. Dari penelitian tersebut terbukti bahwa dari kelopak bunga rosella ini mengandung zat-zat penting yang sangat di perlukan oleh tubuh, diantarnya adalah vitA, vitC, kalsium, protein esensial, dan 12 macam jenis asam amino termasuk legnin dan arginina yang berfungsi untuk peremajaan sel tubuh.
Khasiat bunga rosella-, Bisa anda coba dan rasakan manfaat dan khasiat bunga rosella untuk kesehatan anda dengan cara-cara yang di sebutkan tadi seperti di negara-negara lain seperti dijadikan selai, jely, salad atau dijadikan teh untuk diminum.


 BINGKA KHAS BANJARMASIN 
biasa di hidang kan untuk berbuka puasa .tetapi nikmat juga di makan di lain waktu di manapun anda suka ,bisa di pesan
 LUMPIA KERING DAN BASAH
bisa di pesan
 RISOLES 
kalo mesan isian dalam nya tergantung selera anda ,tettapi tergantung harganya
bisa di pesan
GETUK LINDRI COKLAT NAMUN SUDAH DI KEMAS SECARA MODERN DAN MENARIK
BISA DI PESAN 




BAGI YANG NGEBACA DAN BERMINAT BISA AJA DI PESAN GAN soal harga bisa di bicarain gan 
minat bisa hubungi :    085348351045
                                 081349378977
                                 08980200799
email : subandrio7@gmail.com
facebook : zang krick laki
atau bisa langsung datang kerumah karna ini hanya bisnis rumahan 
dan masih bisa mesan yang lainnya kalo agan berminat 
ada - kue kue kering lainan nya buat lebaran
alamat : kalimantan selatan, Banjarmasin kota ,jl sei miai dalam Rt 11 no 41
bisa pesan dan di antar ongkir tergantung 

ayo gan di pesan ya 

Sabtu, 07 Juni 2014

JASA INSTALASI LISTRIK DAN PERAWATAN NYA

ASSALAMUALAIKUM WR,WB

langsung aja gan nih ane numpang ngelapakdi sini  

berhubung bapake ane paham tentang instalasi listrik rumah tangga  dan perawatan nya , nih ane bermaksud membantu bapak saya dalam jasa perbaikan listrik rumah tangga dan perawatan nya

bapake ane menerima perbaikan listrik rumah anda dan perawaatan nya ,khusus biaya tergantung kerusakan  nya

kalo agan /sista berminat atau adakerusakan listrik dirumah nya bisa aja nih hubungi langsung ane atau bapake ane

bisa di panggil kerumah ???

cod kalimantan selatan ,Banjarmasin kota , seputaran kayu tangi

no tlpn :081349378977

Belajar MASTER CAM



belajar singkat tentang MASTERCAM





















Kamis, 05 Juni 2014

materi mistar sorong dan micrometer



















Materi tentang mistar sorong dan micrometer



Di tulis oleh         : edi subandrio
Kelas                 : xi tp a
Sekolah     : smk syuhada teknologi banjarmasin
















Mistar Ingsut (Jangka sorong)
Alat ukur ini banyak terdapat di bengkel-bengkel kerja, yang dalam
praktek sehari-hari mempunyai banyak sebutan misalnya jangka sorong,
mistar geser,
schuifmaat
atau
vernier
. Pada batang ukurnya terdapat
skala utama yang cara pembacaannya sama seperti pada mistar ukur.
Pada ujung yang lain dilengkapi dengan dua rahang ukur yaitu rahang
ukur tetap dan rahang ukur gerak. Dengan adanya rahang ukur tetap dan
rahang ukur gerak ini maka mistar ingsut bisa digunakan untuk mengukur
dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman dan ketinggian dari benda ukur.
Di samping skala utama, dilengkapi pula dengan skala tambahan yang
sangat penting perannya di dalam pengukuran yaitu yang disebut dengan
skala nonius. Adanya skala nonius inilah yang membedakan tingkat
ketelitian mistar ingsut.
Dalam pembacaan skalanya ada yang dalam sistem inchi dan ada
pula yang dalam sistem metrik. Biasanya pada masing-masing sisi dari
batang ukur dicantumkan dua macam skala yaitu yang satu sisi dalam
bentuk inchi dan sisi lain dalam bentuk metrik. Dengan demikian dari satu
alat ukur bisa digunakan untuk mengukur dengan dua sistem satuan
sekaligus yaitu inchi dan metrik. Ketelitian alat ukur mistar ingsut bisa
mencapai 0.001 inchi atau 0.05 milimeter.
Ada pula mistar ingsut yang tidak dilengkapi dengan skala nonius.
Sebagai penggantinya maka dibuat jam ukur yang dipasangkan
sedemikian rupa sehingga besarnya pengukuran dapat dilihat pada jam
ukur tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh jam ukur adalah angka
penambah dari skala utama (angka di belakang koma yang menunjukkan
tingkat ketelitian). Jadi ada dua jenis jangka sorong yaitu jangka sorong
(jangka ingsut) dengan skala nonius dan mistar ingsut dengan jam ukur.
Sesuai dengan bentuk dari benda ukur maka saat ini telah banyak




diproduksi mistar ingsut dengan berbagai bentuk dan konstruksi, namun
prinsip pembacaannya tetap sama. Secara umum konstruksi dari mistar
ingsut dapat digambarkan seperti gambar 2.10 berikut ini.




Gambar 2.10. Bagian umum dari mistar ingsut dengan skala nonius.
2.1. Mistar Ingsut dengan Skala Nonius
Pada gambar 2.10 dapat dilihat secara umum bentuk dari mistar
ukur dengan skala nonius. Ada dua macam bentuknya, yaitu yang hanya
mempunyai rahang ukur bawah dan yang lain mempunyai rahang ukur
bawah dan atas. Mistar ingsut yang hanya mempunyai rahang ukur
bawah saja digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dimensi dalam
dari benda ukur. Sedangkan mistar ukur yang mempunyai rahang ukur
atas dan bawah dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dan
dalam, kedalaman (depth) dan ketinggian alur bertingkat. Untuk skala
pembacaan dengan sistem metrik, mistar ingsut ada yang panjang skala
utamanya dari 150 mm, 200 mm, 250 mm dan 300 mm, bahkan ada juga
yang sampai 1000 mm.
2.2. Mistar Ingsut dengan Jam Ukur
Mistar ingsut jenis ini tidak mempunyai skala nonius. Sebagai ganti
dari skala nonius maka dibuat jam ukur. Oleh karena itu namanya
menjadi mistar ingsut jam ukur. Pada jam ukurnya dilengkapi dengan
jarum penunjuk skala dan angka-angka dari pembagian (divisi) skala.
Jarum penunjuk tersebut dapat berputar sejalan dengan bergeraknya
rahang jalan (gerak). Jadi, gerak lurus dari rahang ukur jalan (sensor)
diubah menjadi gerak rotasi dari jarum penunjuk. Gerak rotasi ini terjadi
karena adanya hubungan mekanis antara roda gigi pada poros jam ukur
dengan batang bergigi pada batang ukur.
Pada jam ukur biasanya sudah dicantumkan tingkat-tingkat
kecermatannya. Ada yang tingkat kecermatannya 0.10 mm, ada yang
0.05 mm dan ada pula yang sampai 0.02 milimeter. Sedang untuk yang

pembacaannya dalam inchi, tingkat kecermatannya ada yang 0.10 inchi
dan ada yang 0.001 inchi. Untuk yang tingkat kecermatan 0.10 mm,
biasanya satu putaran jarum penunjuk dibagi dalam 100 bagian yang
sama. Ini berarti, untuk satu putaran jarum penunjuk rahang jalan akan
bergerak 100 x 0.10 mm = 10 mm. Demikian pula untuk tingkat
kecermatan yang lain, dapat dilihat Tabel 12.

Kecermatan
    Satu putaran
jarum penunjuk
sensor tergeser
    Angka pada jam ukur
dalam mm untuk tiap
    Selang
pembagian
skala utama
      
0.10 mm
0.05 mm
0.02 mm
    10 mm
5 mm
2 mm
    10 bagian
20 bagian
5 bagian dalam satuan
0.1 mm
    1 cm
1 mm
1 mm
   

Konstruksi dari mistar ingsut dengan jam ukur dapat dilihat pada
Gambar 2.11. Untuk pembacaan dalam skala metrik maupun skala inchi
konstruksinya pada umumnya sama.

Gambar 2.11. Mistar ingsut dengan jam ukur.
2.3. Cara Menggunakan Mistar Ingsut
Dari Gambar 2.10 dapat dijelaskan di sini beberapa kegunaan dari
mistar ingsut. Berdasarkan bagian-bagian utama yang dipunyai oleh
mistar ingsut, secara umum mistar ingsut dapat digunakan antara lain
untuk mengukur ketebalan, mengukur jarak luar, mengukur diameter luar,
mengukur kedalaman, mengukur tingkatan, mengukur celah, mengukur
diameter luar, dan sebagainya.

Agar pemakaian mistar ingsut berjalan baik dan tidak menimbulkan
kemungkinan-kemungkinan yang dapat menyebabkan cepat rusaknya
mistar ingsut maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Gerakan rahang ukur gerak (jalan) harus dapat meluncur kelincinan
(gesekan) tertentu sesuai denga standar yang diizinkan dan jalannya
rahang ukur harus tidak bergoyang.
2. Sebaiknya jangan mengukur benda ukur dengan hanya bagian ujung
dari kedua rahang ukur tetapi sedapat mungkin harus masuk agak
kedalam.
3. Harus dipastikan bahwa posisi nol dari skala ukur dan kesejajaran
muka rahang ukur betul-betul tepat.
4. Waktu melakukan penekanan kedua rahang ukur pada benda ukur
harus diperhatikan gaya penekannya. Terlalu kuat menekan kedua
rahang ukur akan menyebabkan kebengkokan atau ketidaksejajaran
rahang ukur. Disamping itu, bila benda ukur mudah berubah bentuk
maka terlalu kuat menekan rahang ukur dapat menimbulkan
penyimpangan hasil pengukuran.
5. Sebaiknya jangan membaca skala ukur pada waktu mistar ingsut
masih berada pada benda ukur. Kunci dulu peluncurnya lalu dilepas
dari benda ukur kemudian baru dibaca skala ukurnya dengan posisi
pembacaan yang betul.
6. Jangan lupa, setelah mistar ingsut tidak digunakan lagi dan akan
disimpan ditempatnya, kebersihan mistar ingsut harus dijaga dengan
cara membersihkannya memakai alat-alat pembersih yang telah
disediakan misalnya kertas tissue, vaselin, dan sebagainya.
2.4. Cara Membaca Skala Mistar Ingsut
Mistar ingsut yang banyak beredar sekarang ada yang mempunyai
skala ukur dalam inchi dan ada pula yang dalam metrik. Akan tetapi,
kebanyakan mistar ingsut yang digunakan adalah dalam sistem metrik.
Karena kedua sistem satuan tersebut sama-sama digunakan maka
pembahasan cara membacanya pun kedua-duanya akan dijelaskan.
2.4.1. Cara Membaca Skala Mistar Ingsut dalam Inchi
Pada mistar ingsut dengan skala inchi, skala vernier (nonius) nya
dibagi dalam 25 bagian dan ada juga yang dibagi dalam 50 bagian. Untuk
mistar ingsut yang skala verniernya dibagi dalam 25 bagian, skala utama
1 inchi dibagi dalam 10 bagian utama yang diberi nomor 1 sampai 9.
Berarti satu bagian skala utama mempunyai jarak 0.1 inchi. Masingmasing
dari satu bagian skala utama (0.1 inchi) dibagi lagi dalam 4
bagian kecil. Untuk mistar ingsut yang skala verniernya dibagi 50 bagian,
skala utama 1 inchi juga dibagi dengan 10 bagian. Akan tetapi yang
sepersepuluh bagian (0.1) dibagi lagi dengan 2 bagian kecil. Berarti satu
skala (divisi) dari skala utama berjarak 0.050 inchi.



Garis indeks nol skala vernier telah melewati angka satu besar pada
skala utama yang berarti ukurannya menunjukkan 1 inchi. Di samping
melewati angka satu besar, garis nol skala vernier juga melewati angka 4
kecil skala utama, artinya 0.4 inchi. Ternyata garis nol skala vernier
melewati satu bagian (divisi) skala utama dari angka 5 kecil, berarti 0.05
inchi (1 divisi skala utama = 0.05 unci). Kemudian dilihat baris skala
vernier yang segaris dengan baris skala utama. Ternyata baris ke-9 skala
vernier segaris dengan salah satu baris dari skala utama. Ini berarti ada
kelebihan 9 x 0.001 inchi = 0.009 inchi. Dengan demikian ukuran tersebut
menunjukkan : 1 + 0.4 + 0.05 + 0.009 inchi = 1.459 inchi.
Garis nol indeks skala vernier telah melewati angka 1 besar skala
utama, ini berarti ukurannya = 1 inchi. Garis nol vernier juga melewati
angka 2 kecil skala utama, berarti 2 x 0.1 inchi = 0.2 inchi. Ternyata garis
nol skala vernier masih juga melewati satu skala kecil (divisi) dari skala
utama setelah angka 2 kecil tetapi belum sampai melewati angka 3 kecil,
ini berarti ukurannya 0.025 inchi. Setelah dilihat baris dari skala vernier
yang segaris dengan baris dari skala utama ternyata baris ke-13. Ini
artinya mempunyai kelebihan sebesar 13 x 0.001 inchi = 0.013 inchi.
Secara keseluruhan ukuran tersebut menunjukkan jarak sebesar : 1 + 0.2
+ 0.025 + 0.013 inchi = 1.238 inchi.
2.4.2. Cara Membaca Skala Mistar Ingsut dalam Metrik
Sistem pembacaan mistar ingsut dengan skala satuan metrik
sebetulnya sama saja dengan sistem pembacaan mistar ingsut dalam
satuan inchi. Perbedaannya hanyalah pada satuannya dan juga tingkat
ketelitian pada skala nonius (vernier). Untuk mistar ingsut dengan sistem
metrik skala verniernya ada yang mempunyai ketelitian sampai 0.02
(skala vernier dibagi dalam 50 bagian) dan ada yang tingkat ketelitiannya
sampai 0.05 milimeter. Tiap angka pada skala utama menunjukkan
besarnya jarak dalam centimeter. Misalnya angka 1 berarti 1 centimeter =
10 milimeter. Jarak antara dua angka berarti 10 milimeter. Jarak ini dibagi
dalam 10 bagian yang sama, berarti satu skala kecil (divisi) pada skala
utama menunjukkan jarak 1 milimeter..
Dari contoh dalam gambar 2.14 tersebut nampak bahwa garis nol
skala vernier sudah melewati angka 2 pada skala utama yang berarti
menunjukkan ukuran 20 mm. Dari angka 2 itu pun masih melewati 7
garis, berarti ukurannya 7 mm, akan tetapi belum melewati angka 3 skala
utama. Garis nol ternyata terletak di antara baris ke tujuh dan baris ke
delapan dari angka 2 sampai 3 skala utama, namun belum diketahui
besarnya. Untuk itu perlu mengetahui baris skala vernier yang segaris
dengan salah satu baris pada skala utama. Ternyata baris ke-18 dari
skala vernier adalah segaris dengan salah satu baris skala utama. Ini
berarti ada kelebihan 18 x 0.02 mm = 0.36 mm. Dengan demikian





Mikrometer
Alat ukur linier langsung yang juga termasuk alat ukur presisi adalah
mikrometer. Mikrometer inipun mempunyai bentuk yang bermacammacam
yang disesuaikan dengan bentuk yang bermacam-macam yang
disesuaikan dengan bentuk dari benda ukur. Bagian yang sangat penting
dari mikrometer adalah ulir utama. Dengan adanya ulir utama kita dapat
menggerakkan poros ukur menjauhi dan mendekati permukaan bidang
ukur dari benda ukur.
Ulir utama ini dibuat sedemikian rupa sehingga satu putaran ulir
utama dapat menggerakkan sepanjang satu kisaran tergantung dari jarak
kisar (pitch) ulir. Berarti di sini gerak rotasi diubah menjadi gerak traslasi.
Jarak kisar ulir biasanya dibuat 0.05 mm. Pada ulir utama inilah biasanya
terjadi kesalahan kisar. Bila diamati kesalahan kisar ini mulai dari awal
gerak sampai batas akhir akan terjadi kesalahan kisar yang biasanya
disebut dengan kesalahan kumulatif.
Untuk mengurangi kesalahan kumulatif dari kisar ulir utama maka
biasanya panjang ulir utama hanya dibuat sampai 25 mm yang berarti
panjang poros ukur maksimum hanya 25 mm (panjang yang bisa dicapai
oleh maju mundurnya poros ukur). Untuk pengukuran yang berjarak lebih
besar dari pada 25 milimeter maka biasanya dibuat landasan tetap yang
dapat diganti-ganti.
Secara umum, tipe dari mikrometer ada tiga macam yaitu
mikrometer luar (outside micrometer), mikrometer dalam (inside
micrometer) dan mikrometer kedalaman (depth micrometer). Meskipun
mikrometer ini terbagi dalam tiga tipe yang masing-masing tipe
mempunyai bermacam-macam bentuk, akan tetapi komponen-komponen
penting dan prinsip baca skalanya pada umumnya sama. Gambar 2.17
menunjukkan bagian-bagian umum dari mikrometer luar.

Mikrometer adalah alat ukur yang presisi. Oleh karena itu, dalam
menggunakannya harus dengan metode yang betul dan dengan cara
yang hati-hati. Dengan demikian, keselamatan alat ukur dan kesalahan
pengukuran dapat dikontrol. Untuk itu ada beberapa hal yang harus
diperhatikan bila akan melakukan pengukuran dengan menggunakan
mikrometer. Hal-hal tersebut antara lain yaitu :
1. Permukaan bidang ukur dari benda ukur harus betul-betul bersih
sehingga tidak ada kotoran yang dapat merusakkan sensor alat ukur
dan kemungkinan terjadinya kesalahan pengukuran adalah kecil.
2. Sebelum melakukan pengukuran harus dipastikan terlebih dahulu
apakah posisi nol dari skala ukur sudah tepat. Kalau belum harus
dilakukan penyetelan lebih dulu dengan menggunakan kunci
penyetel.
3. Bila tersedia alat pemegang mikrometer maka sebaiknya mikrometer
diletakkan pada alat pemegang tersebut sedemikian rupa sehingga
posisinya memudahkan untuk melakukan pengukuran. Bila tidak
tersedia alat pemegang mikrometer maka sebaiknya benda kerja
dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer dengan tangan kanan.
Aturlah posisinya sedemikian rupa sehingga skala ukurnya dapat
dilihat dan dibaca dengan mudah.
4. Penekanan poros ukur terhadap muka bidang ukur harus
diperhatikan betul-betul, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak.
Terlalu keras menekan poros ukur akan cepat merusakkan ulir utama
dan adanya kemungkinan untuk terjadinya perubahan bentuk benda
ukur sehingga menimbulkan kesalahan pengukuran. Terlalu lunak
menekan poros ukur juga akan menimbulkan kesalahan pengukuran













karena kemungkinan tidak menyentuhnya sensor pada bidang ukur
dapat terjadi. Oleh karena itu, untuk memastikan tekanan poros ukur
yang cukup dapat digunakan alat pembantu pemutar silinder putar
yaitu gigi gelincir (rachet). Penekanan poros ukur pada benda ukur
dapat diatur dengan gigi gelinchir ini begitu muka poros ukur
menempel pada muka bidang ukur.
3.2. Cara Pemeliharaan Mikrometer
Pemeliharaan mikrometer harus diperhatikan betul-betul. Bila terjadi
kerusakan kecil saja pada mikrometer maka tingkat kecermatannya pun
menjadi berkurang. Oleh karena itu, cara menggunakan dan memelihara
mikrometer ini harus dilakukan dengan baik. Setelah dipakai harus dilap
yang bersih dengan kain pembersih yang disediakan dan harus diberi
vaselin bila disimpan ditempatnya.
Salah satu cara untuk mengecek tingkat kecermatannya adalah
dengan cara kalibrasi. Kalibrasi alat-alat ukur dalam jangka waktu tertentu
setelah digunakan perlu dilakukan untuk mengkalibrasi mikrometer adalah
sebagai berikut :
1. Mengecek apakah gerakan silinder putar atau poros ukur betul-betul
stabil dalam arti tidak ada goyangan.
2. Mengecek apakah kedudukan posisi nol dari skala ukur sudah tepat.
3. Mengecek apakah kedua muka ukur (sensor) mempunyai kerataan
dan kesejajaran bila dirapatkan.
4. Mengecek apakah harga-harga yang ditunjukkan oleh skala ukurnya
betul-betul menunjukkan harga yang benar menurut standar yang
berlaku.
5. Mengecek apakah fungsi dari rachet dan pengunci poros ukur dapat
berfungsi dengan baik.
Bila hal-hal di atas dapat dilakukan dengan baik maka alat ukur
mikrometer keawetannya dapat dijamin dan tingkat kecermatannya pun
bisa dipelihara. Ada dua hal yang sangat penting untuk diperhatikan
dalam pengecekan mikrometer tersebut yaitu pemeriksaan kerataan dan
kesejajaran muka ukur serta kebenaran skala ukurnya.
3.2.1. Pemeriksaan Kerataan Muka Ukur
Dengan prinsip optis maka pemeriksaan kerataan salah satu muka
ukur dapat dilakukan. Alat bantu yang digunakan adalah kaca datar
(optical flat). Kaca datar terbuat dari gelas atau Batu Sapphire yang satu
permukaannya sangat rata dengan toleransi kerataan antara 0.2 sampai
0.05 um. (Masalah kaca datar akan disinggung lagi pada pembahasan
pengukuran permukaan). Kaca datar tidak boleh digosok-gosokan pada
muka ukur. Sebab akan merusakkan kerataan dari kaca datar.






Pemeriksaan kerataan adalah dengan bantuan sinar
monochromatis. Bila tidak ada sinar monochromatis dapat juga
digunakan sinar lampu biasa. Kaca datar diletakkan di atas muka ukur.
Dengan bantuan sinar monochromatis dapat dilihat apakah muka ukur
mikrometer masih rata atau tidak. Bila tidak nampak garis berwarna pada
muka ukur setelah dilihat melalui kaca datar maka dapat disimpulkan
bahwa muka ukur adalah rata, bila nampak garis-garis berwarna berarti
muka ukur tidak rata. Ketidak rataan ini dapat dibedakan menurut jumlah
garis berwarna yang nampak menunjukkan adanya ketidak rataan
sebesar 0.32 m. Muka ukur mikrometer masih dianggap baik bila garis
berwarna yang nampak paling banyak 2 garis (untuk mikrometer dengan
kapasitas lebih dari 250 mm paling banyak 4 garis).

Gambar 2.18. Pemeriksaan kerataan muka ukur mikrometer
dengan kaca datar.
3.2.2. Pemeriksaan Kesejajaran Kedua Muka Ukur
Muka ukur dari mikrometer tidak saja harus rata, tetapi juga harus
sejajar bila dirapatkan antara muka ukur yang satu dengan mua ukur
yang lain. Pemeriksaan kesejajaran muka ukur juga dapat dilakukan
dengan menggunakan kaca datar, tetapi kaca datar yang mempunyai dua
permukaan yang rata paralel. Kaca datar seperti ini lebih dikenal dengan
nama kaca paralel (optical parallel). Ketebalan dari kaca paralel ini
bermacam-macam, misalnya 12 mm, 12.12 mm, 12.25 mm dan 12.37
mm. Cara menggunakannya adalah dengan menjepitkan kaca paralel di
antara kedua muka ukur dari mikrometer. Cara menjepitkannya adalah
dengan memutar gigi gelincir (rachet) secara hati-hati. Seperti halnya
pemeriksaan kerataan muka ukur, maka untuk pemeriksaan kesejajaran
juga menggunakan sinar monochromatis, bisa juga sinar lampu. Dengan
adanya sinar ini maka dapat dilihat apakah ada garis berwarna pada
kedua muka ukur mikrometer yang diperiksa. Sudah barang tentu untuk
memeriksanya kedua muka ukur harus betul-betul bersih dari kotoran
agar pemeriksaannya seliti.
Untuk memeriksa kesejajaran muka ukur mikrometer yang
mempunyai kapasitas lebih dari 25 mm dapat digunakan alat bantu lain
yaitu blok ukur (gauge block). Blok ukur ini diletakkan di tengah-tengah
antara kedua kaca paralel. Dengan mengamati jumlah garis berwarna
yang nampak maka dapat ditentukan apakah kedua muka ukur
mikrometer betul-betul sejajar atau tidak. Pemeriksaan sebaiknya
dilakukan sampai 5 kali pada posisi yang berbeda yang masing-masing
posisi dicatat apa yang terjadi. Kemudian hasil pengamatannya
dibandingkan dengan standar kesejajaran yang diijinkan. Gambar 2.19
menunjukkan contoh hasil pemeriksaan kesejajaran kedua muka ukur
mikrometer. Sedangkan Tabel 13 berisi tentang standar ketidak sejajaran
maksimum yang diijinkan menurut standar Jepang JIS B7502.

Landasan tetap Poros Penafsiran bentuk dan jumlah garis
untuk keparalelan.




a. Kedua permukaan rata dan paralel.
Keparalelannya adalah 0.32 m x 2 ...
0.6 mm
b. Kedua permukaan rata dan
keparalelannya adalah 0.32 mm x 3 =
0.96mm .... 1 mm.
c. Landasan tetap bentuknya bulat dengan
tingkat ketidakrataan sebesar 0.32 mm x
2 = 0.64 mm. Poros ukur gerak berbentuk
lengkungan dengan tingkat kemiringan
terhadap landasan tetap 0.32 mm x 3 =
0.96 mm ... 1 mm.
Keparalelannya 0.32 mm x 5 = 1.6 mm
d. Landasan tetap bentuknya bulat dengan
tingkat kebulatan sebesar 0.6 mm. Poros
ukur gerak berbentuk bulat pada
ujungnya.
Keparalelannya : 0.32 mm x 4 = 1.3 mm.
Gambar 2.19. Pemeriksaan kesejajaran muka ukur mikrometer
dengan kaca paralel.











Tabel 13. Jumlah baris maksimum (ketidak sejajaran maksimum) yang
diijinkan menurut standard Jepang JIS B7502

Kapasitas Mikrometer (mm)
    Jumlah Baris
    Kesejajaran (mm)
      
s/d 75
di atas 75 s/d 175
di atas 175 s/d 275
di atas 275 s/d 375
di atas 375 s/d 475
di atas 475 s/d 500
    6
9
13
16
19
22
    2
3
4
5
6
7
   

3.2.3. Pemeriksaan kebenaran skala ukur mikrometer
Dalam sistem pengukuran kita mempunyai ukuran standar yang
biasa digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran yang kita
lakukan. Hasil pengukuran yang dilakukan dengan alat-alat ukur tertentu
harus sesuai dengan ukuran standar diatas. Apabila hasil pengukuran
tidak sesuai dengan besarnya harga ukuran standar maka kebenaran
skala alat ukur yang kita gunakan adalah tidak tepat atau kurang baik.
Demikian juga dengan kebenaran skala ukur mikrometer, harus diperiksa
apakah harga yang ditunjukkan oleh skalanya sudah sesuai dengan
harga ukuran standar. Alat ukur standar yang biasa digunakan untuk
memeriksa kebenaran skala ukur mikrometer adalah blok ukur dengan
kualitas kelas 1 atau kelas 2. pembahasan lebih lanjut mengenai blok
ukur akan dijumpai pada pembahasan alat-alat ukur standar. Skala ukur
mikrometer yang harus diperiksa adalah mulai dari ukuran sampai pada
ukuran maksimum yaitu 25 mm. Blok ukur yang digunakan untuk
memeriksa juga harus yang bertingkat biasanya tingkatan kenaikan
ukurannya adalah 0.5 mm. Bila sudah diperoleh kepastian bahwa posisi
nol betul-betul tepat baru dilakukan pemeriksaan dengan mengukur blok
ukur yang 0.5 mm, dicatat harga yang ditunjukkan oleh skala mikrometer.
Kemudian diteruskan mengukur blok ukur dengan ukuran yang lebih
tinggi sampai pada mengukur blok ukur yang maksimum. Setiap kali
mengukur blok ukur harus dicatat harga yang ditunjukkan oleh skala
mikrometer. Dengan demikian diperoleh harga-harga pengukuran blok
ukur dengan mikrometer yang banyaknya tergantung dari jumlah blok
ukur yang digunakan untuk pemeriksaan. Besarnya tingkat kesalahan
yang mungkin terjadi adalah:
Kesalahan = pembacaan mikrometer – ukuran blok ukur
Kemudian dilakukan pengukuran ulang dengan cara seperti diatas,
hanya mulainya dari pengukuran blok ukur yang maksimum sampai pada
pengukuran blok ukur yang terkecil sampai pada posisi nol semula. Dari
kedua hasil pengukuran (pengukuran naik dan pengukuran turun)
diperoleh harga rata-ratanya. Dengan adanya harga rata-rata inilah maka



dibuat grafik tingkat kesalahan kumulatif (cumulative error). Dalam grafik
tersebut, gambar 2.20, dapat dilihat adanya kesalahan total (total error)
yaitu jarak titik tertinggi dan titik terendah.

Gambar 2.20. Grafik kesalahan kumulatif skala ukur mikrometer
Untuk menghindari dilakukan pemutaran silinder putar secara
penuh maka dianjurkan untuk menggunakan blok ukur dengan tingkatan
ukuran sebagai berikut : 2.5, 5.1, 7.7, 10.3, 12.9, 15.0, 17.6, 20.2, 22.8,
dan 25.0 mm. Menurut standar Jepang JIS B7502, harga-harga tabel
kesalahan kumulatif yang diijinkan adalah sebagai berikut, lihat tabel 14.
Tabel 14.Harga kesalahan kumulatif maksimum yang diijinkan menurut
standar Jepang JIS B7502.

Kapasitas Mikrometer (mm)
    Kesalahan Kumulatip (mm)
      
Sampai dengan 75
di atas 75 s/d 175
di atas 175 s/d 275
di atas 275 s/d 375
di atas 375 s/d 475
di atas 475 s/d 500
    2
3
4
5
6
7
   

3.3. Cara Membaca Skala Ukur Mikrometer
Sistem pembacaan mikrometer ada yang menggunakan sistem
Inchi dan ada pula yang menggunakan sistem matrik. Yang paling
banyak digunakan dalam praktek sehari-hari adalah sistem metrik.
Karena kedua sistem tersebut digunakan maka untuk mengenalkan cara
pembacaannya kedua-duanya akan dibicarakan.
3.3.1. Cara Pembacaan Skala Ukur Mikrometer dan Inchi
Pada skala tetap(sleeve), jarak dari angka 1 sampai angka 2 adalah
0.1 inchi. Antara angka1 dan angka 2 dibagi lagi dalam 4 bagian yang
sama. Berarti satu skalanya kecil berjarak 0.025 inchi. Ulir utama
mempunyai gang sebanyak 40 gang per inchi. Bila ulir utama berputar


satu putaran penuh maka poros ukur akan maju sejauh 1/40 inchi
(0.0025).
Pada skala putar (thimble), dari garis nol ke garis nol lagi (berarti
satu putaran penuh skala putar) dibagi dalam 25 bagian. Karena satu
putaran penuh skala putar menyebabkan perpindahan 0.0025 inchi maka
satu skala (divisi) berjarak 1/25 x 0.0025 inchi = 0.001 inchi. Dengan
dasar besarnya jarak satu skala pada tetap dan pada skala putar maka
kita dapat menentukan ukuran benda ukur. Gambar 2.32 menunjukkan
pembagian skala ukur mikrometer dalam inchi. Sedangkan gambar 2.33
menunjukkan contoh pembacaan ukuran yang ditunjukkan oleh skala
ukur mikrometer juga dalam inchi, ukuran yang ditunjukkan adalah 0.359
inchi.


Gambar 2.21. Pembagian skala ukur mikrometer dalam inchi.
 Gambar 2.22. Contoh pembacaan mikrometeryang menunjukkan
ukuran 0.359 inchi.






























Dari gambar 2.22 dapat dijelaskan sebagai berikut. Ujung dari skala
putar (thimble) berada di sebelah kanan dari angka 3 pada skala tetap,
berarti menunjukkan ukuran 0.3 inchi. Di samping itu, ujung skala putar
masih juga berada sejauh dua skala kecil (divisi) di sebelah kanan angka
3 skala tetap, berarti menunjukkan 2 x 0.025 = 0.05 inchi. Sekarang
dilihat garis skala pada skala putar, ternyata ada satu garis skala yang
posisinya segaris dengan salah satu garis skala tetap yaitu garis angka 9
dari skala putar. Ini berarti menunjukkan ukuran 9 x 0.001 = 0.009 inchi.
Jadi, pembacaan keseluruhannya adalah 0.3 + 0.05 + 0.009 inchi = 0.359
inchi.
Ada pula mikrometer yang dilengkapi dengan skala vernier
sehingga memungkinkan mikrometer tersebut memiliki tingkat
kecermatan sampai 0.0001 inchi atau 0.001 milimeter. Gambar 2.23
menunjukkan contoh pembacaan mikrometer yang dilengkapi dengan
skala vernier dengan satuan dalam inchi. Dari gambar nampak bahwa
ujung skala putar berada di sebelah kanan angka 2 tetapi belum sampai
pada angka 3 dari skala tetap. Ini berarti ukurannya = 0.02 inchi. Skala
putar garis angka 16 melampaui sedikit garis batas pada skala tetap
tetapi garis ke 17 belum, berarti ukurannya = 16 x 0.001 inchi = 0.16
inchi, lebih sedikit. Kelebihan sedikit ini kita tentukan dengan melihat
garis skala vernier yang segaris dengan salah satu garis skala putar.
Ternyata garis angka 3 yang segaris dengan salah satu garis skala putar.
Ini berarti menunjukkan ukuran 0.0003 inchi (angka 3 berarti 3/10 bagian
dari skala vernier karena skala vernier dibagi dalam 10 bagian yang
sama). Dengan demikian bila angka 3 segaris dengan salah satu garis
dari skala putar maka hal ini menunjukkan 3/10 x 0.001 inchi = 0.0003
inchi. Jadi, secara keseluruhan gambar tersebut menunjukkan ukuran :
0.2 + 0.016 + 0.0003 inchi = 0.2163 inchi.




 Gambar 2.23. Contoh pembacaan skala ukur mikrometer dengan skala
vernier dalam inchi.


3.3.2. Cara Pembacaan Skala Ukur Mikrometer dalam Metrik
Pada dasarnya cara membacanya sama saja dengan cara
membaca skala ukur mikrometer dalam inchi seperti yang telah
dijelaskan di atas. Ulir utama mempunyai jarak gang (pitch) sebesar 0.5
mm. Berarti, satu putaran penuh poros ulir utama akan menggerakkan
poros ukur dan skala putar (thimble) sejauh 0.5 mm. Hal ini berarti juga
satu skala tetap mempunyai jarak 0.5 mm. Biasanya pada skala tetap
dicantumkan angka-angka sebagai berikut 0, 5, 10, 15, 20, dan 25.
Angka-angka ini menunjukkan jarak. Misalnya angka 5 berarti jaraknya 5
mm, angka 25 berarti jaraknya 25 mm. Antara 0 – 5 dibagi dalam 10
bagian yang sama yang berarti satu bagian skala kecil (divisi) jaraknya
1/10 x 5 mm = 0.5 mm. Pada skala putar, dari garis nol melingkar 360°
menuju ke garis nol lagi dibagi dalam 50 bagian yang sama. Dengan
demikian satu skala kecil (divisi) pada skala putar 1/50 x 0.5 mm = 0.01
mm. Karena satu putaran penuh skala putar berarti juga memutar dari nol
ke nol (50 bagian = 0.5 mm). Dengan dasar ini maka kita dapat membaca
skala ukur yang ditunjukkan oleh skala ukur mikrometer dalam metrik.
Gambar 2.24 menunjukkan contoh pembacaan skala ukur
mikrometer dalam sistem metrik. Dari gambar tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut. Ujung dari skala putar ternyata berada di sebelah kanan
baris kedua bagian atas di sebelah angka 10. Ini menunjukkan ukuran 12
x 1 mm = 12 mm. Atau 24 x 0.5 mm = 12 mm, bila dilihat garis atas dan
garis bawah dari garis batasnya. Kemudian kita lihat pada garis skala
putar untuk menentukan garis skala yang segaris dengan garis batas
skala tetap. Ternyata baris ke 32 dari skala putar berada segaris dengan
garis batas yang berarti menunjukkan ukuran sebesar 32 x 0.01 mm =
0.32 mm. Jadi, secara keseluruhan ukuran yang ditunjukkan oleh gambar
tersebut adalah 12 + 0.32 mm = 12.32 mm.


 Gambar 2.24. Contoh pembacaan skala mikrometer dalam metrik.


3.4. Beberapa Contoh Penggunaan Mikrometer
Telah dikemukakan di muka bahwa secara umum mikrometer
terbagi dalam tiga tipe yaitu mikrometer luar, mikrometer dalam dan
mikrometer kedalaman. Mikrometer luar digunakan untuk mengukur jarak
luar atau diameter luar. Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur
jarak dalam atau diameter dalam. Mikrometer kedalaman digunakan
untuk mengukur kedalaman suatu lubang atau alur.
B. Alat Ukur Linier Tak Langsung dan Cara Menggunakannya
Pada pengukuran linier langsung hasil pengukurannya dapat dibaca
langsung pada skala ukur alat ukur yang digunakan karena memang dari
alat ukur tersebut memungkinkan untuk maksud-maksud di atas. Akan
tetapi, kadang-kadang kita tidak bisa melakukan pengukuran langsung
dikarenakan adanya pengukuran yang memerlukan kecermatan yang
tinggi ataupun karena bentuk benda ukur yang tidak memungkinkan
untuk diukur dengan alat ukur langsung. Untuk keadaan seperti di atas
maka biasanya dilakukan pengukuran tak langsung, dalam hal ini adalah
pengukuran linier. Untuk melakukan pengukuran linier tak langsung ada
dua jenis alat ukur yang biasa digunakan yaitu alat ukur standar dan alat
ukur pembanding.
1. Alat Ukur Standar
Yang termasuk dalam kategori alat ukur standar untuk pengukuran
linier tak langsung adalah: Blok ukur, batang ukur dan kaliber induk tinggi.
.

























Minggu, 01 Juni 2014



smk syuhada.jpeg

Di tulis oleh : Edi subandrio
Kelas               : XI TPA
Sekolah          : SMK SYUHADA      TEKNOLOGI BANJARMASIN










Proses Membubut Ulir Segitiga Luar dan dalam

# .Pertama-tama pasang benda kerja pada cekam. Bisa dengan teknik dicekamataupun dengan teknik ditumpu dengan center kepala lepas, kemudian settingpahat pada toolpost. 
#. Bubut facing asal rata, setelah itu bor menggunakan centerdrill.
#.
.Bubutlah turning sesuai ukuran
mayor yang ditentukan(misal: ukuranM10*1,25).
#.
Buatlah alur pada batas ulir. Fungsi ulir adalah

Untuk menetapkan dalamnyaulir 
dan
Untuk kebebasan gerak pahat pada akhir langkah.
#.Pahat Ulir yang sudah diasah dengan sudut yang sesuai (Metrik = 60
' atau
withworth 55') dipasang setinggi senter dan tegak lurus terhadap bendakerja. Gunakanlah alat bantu mal ulir. Sedangkan eretan atas digesersetengah dari sudut ulir yang akan dibuat (30' atau 27,5') 6. Setel posisi Handel-handel Upper lever dan drop lever sesuai dengan rodagigi-roda gigi. Jika tidak sesuai table, gantilah (lihat table pada mesinbubut).7. Jalankan mesin dengan kecepatan terendah dan tekanlah batang penggerakotomatis(split nut), kemudian lakukanlah sayatan awal pada benda kerja.
#.Lakukanlah pembubutan ulir dengan pemakanan sesuai perhitungan untukmencapai

minor. Pemakanan secara bertahap





#.Kalo sudah selesai pembubutan ulirnya, kemudian periksalah dengan malulir

IMG1273A.jpg





Membubut Ulir Segi Empat luar dan dalam
1. Langkah-langkah membubut ulir segi empat
·         Langkah pertama adalah menyiapkan benda kerja yang akan diulir, misalnya seperti astal dll. Pasangkan benda kerja pada cekam bubut, atur posisi sampai se senter mungkin. Gunakan kepala lepas untuk mengatur benda kerja sampai senter.
·         Langkah kedua yaitu menyiapkan pahat bubut ulir. Ada 2 tipe bentuk pahat ulir, untuk ulir luar dan ulir dalam, pada umumnya pahat yang sering digunakan untuk pembuatan ulir adalah pahat tipe HSS, adapula yang terbuat dari karbida. Asah pahat sesuai ulir yag akan dikerjakan, 60° untuk ulir metris dan 55° untuk ulir withwhort. Tapi karena ulir yang dikerjakan segi empat jadi pengasahan pahatnya menggunakan mal penyetel pahat agar lebuh akurat.
·         Setelah pahat dipilih, dilanjutkan dengan seting pahat. Hal ini dilakukan untuk mengecek ujung pahat dengan sumbu. Pastikan ujung pahat tegak lurus dengan sumbu benda kerja supaya diperoleh ulir yang simetris.
·         Tentukan posisi roda gigi sesuai dengan ulir yang akan dibuat. Perhatikan tabel pada mesin bubut. Sesuaikan perbandingan roda gigi yang dicantumkan pada tabel dengan ulir yang akan dikerjakan. Bila belum sesuai, buka gear box dan ganti ukuran perbandingan roda gigi sesuai dengan tabel yang tertera. Untuk kecepatan putaran spindel biasanya setengah dari kecepatan pemakanan bubut rata.
u 1.jpg

2.1 Gambar tabel suaian ulir dan roda gigi mesin bubut
·         Setelah perbandingan roda gigi sesuai, hal yang harus dilakukan adalah menseting handle-handle pengendali otomatis untuk membuat ulir. Caranya sama dengan seting roda gigi di atas, yaitu menyesuaikan ukuran ulir yang akan dibuat dengan  tabel yang teretera pada tabel tersebut.
·         Lakukan proses pembubutan ulir dengan cara yang benar. Setel eretan melintang dan tandai berapa ukuranya saat awal pahat menyentuh benda kerja. Lakukan pemakanan pahat dengan ukuran 0,1. Kerjakan sedikit demi sedikit untuk hasil yang baik sampai ukuran yang dikehendaki.
·         Saat melaksanakan proses pembubutan jangan lupakan k3. Gunakan semua pakaian pelindung yang dianjurkan untuk kegiatan membubut. Pelajari dengan seksama teori-teori tentang membubut. Pastikan saat membubut kondisi badan fit, teori sudah matang, dan konsentrasi fokus pada pekerjaan.
2. Bila prosedur di atas sudah dilakukan dengan benar, handle-handle otomatis dan ukuran perbandingan roda gigi sudah sesuai dengan tabel. Maka tinggal mengatur tuas prosneling untuk kecepatan putaran spindel. Parameter pemesinan untuk proses bubut ulir berbeda dengan bubut rata. Hal tersebut terjadi karena pada proses pembuatan ulir harga gerak makan (f ) adalah kisar (pitch) ulir tersebut, sehingga putaran spindel tidak terlalu tinggi (secara kasar sekitar setengah dari putaran spindel untuk proses bubut rata). Perbandingan harga kecepatan potong untuk proses bubut rata (stright turning) dan proses bubut ulit (threading) dapat dilihat pada tabel mesin bubut tersebut.
Tabel Kecepatan Potong Proses Bubut Rata dan Proses Bubut Ulir untuk Pahat HSS
MATERIAL
STRAIGHT TURNING SPEED THREADING SPEED
FEET PER METERS PER FEET PER METERS PER
MINUTE MINUTE MINUTE MINUTE
LOW CARBON STEEL 80–100 24.4–30.5 35–40 10.7–12.2
MEDIUM CARBON STEEL 60–80 18.3–24.4 25–30 4.6–6.1
HIGH CARBON STEEL 35–40 10.7–12.2 15–20 4.6–6.1
STAINLESS STEEL 40–50 12.2–15.2 15–20 4.6–6.1
ALUMINUM AND 200–300 61.0–91.4 50–60 15.2–18.3
ITS ALLOYS
ORDINARY BRASS 100–200 30.5–61.0 40–50 12.2–15.2
AND BRONZE
HIGH TENSILE BRONZE 40–60 12.2–18.3 20–25 6.1–7.6
CAST IRON 50–80 15.2–24.4 20–25 6.1–7.6
COPPER 80–80 18.3–24.4 20–25 6.1–7.6



















3. Contoh gambar kerja bentuk ulir segi empat

u2.jpg


u3.jpg




4. Macam-macam teknik membubut ulir. Ada beberapa cara yang boisa digunakan untuk membuat ulir segi empat dengan mesin bubut yaitu:
Ø  Metode zig zag
Penjelasan cara ini adalah dengan menggeser eretan atas ke kanan dan ke kiri selama penyayatan. Metode ini butuh keahlian memainkan eretan melintang dan eretan atas. Eretan melintang berfungsi untuk menyayat kedalaman ulir. Dan eretan atas ini difungsikan untuk memperlebar ukuran ulir. Prosesnya simpel saja, pertama posisikan eretan melintang memakan benda kerja dengan kedalaman ulir 0.1mm. Bila sudah mencapai batas panjang ulir, tarik eretan melintang dan posisikan seperti awal pemakanan tadi. Posisikan eretan melintang memakan dengan kedalaman 0.1 seperti diawal, dan majukan eretan atas sehingga memperlebar ukuran ulir dengan memakan sebelah kiri dari pemakanan awal tadi. Setelah itu posisikan kembali eretan melintang seperti langkah awal, untuk eretan atas dimundurkan 2 kali jarak majunya tadi agar memakan sebelah kanan dari jalur pemakanan awal. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan menambah kedalaman penyayatan sampai sesuai dengan ulir yang dikehendaki.

Ø  Memiringkan eretan atas ½ dari sudut kisar ulir
Supaya dihasilkan ulir yang halus permukaannya perlu dihindari kedalaman potong yang relatif besar. Walaupun kedalaman ulir kecil proses penyayatan tidak dilakukan sekali potong, biasanya dilakukan penyayatan antara 5 sampai 10 kali penyayatan ditambah sekitar 3 kali penyayatan kosong (penyayatan pada diameter terdalam). Agar diperoleh hasil yang presisi dengan proses yang tidak membahayakan operator mesin, maka sebaiknya pahat hanya menyayat pada satu sisi saja (sisi potong pahat sebelah kiri untuk ulir kanan, atau sisi potong pahat sebelah kanan untuk ulir kiri). Proses tersebut dilakukan dengan cara memiringkan eretan atas dengan sudut 29° untuk ulir metris. Untuk ulir acme dan ulir cacing dengan sudut 29°, eretan atas dimiringkan 14,5°. Proses penambahan kedalaman potong (dept of cut) dilakukan oleh eretan atas. Langkah-langkahnya seperti berikut:
1) Memajukan pahat pada diameter luar ulir.
2) Setting ukuran pada handle ukuran eretan atas menjadi 0 mm.
3) Tarik pahat ke luar benda kerja, sehingga pahat di luar benda kerja dengan jarak bebas sekitar 10 mm di sebelah kanan benda kerja.
4) Atur pengatur kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handle gerakan eretan bawah untuk pembuatan ulir.
5) Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm.
6) Putar spindel mesin (kecepatan potong mengacu Tabel) sampai panjang ulir yang dibuat terdapat goresan pahat, kemudian hentikan mesin dan tarik pahat keluar.
7) Periksa kisar ulir yang dibuat dengan menggunakan kaliber
ulir (screw pitch gage). Apabila sudah sesuai maka proses pembuatan ulir dilanjutkan. Kalau kisar belum sesuai periksa posisi handle pengatur kisar pada mesin bubut.
8) Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindel arah kebalikan, hentikan setelah posisi pahat di depan benda kerja (Gerakan seperti gerakan pahat untuk membuat poros lurus).
9) Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan atas.
10) Langkah dilanjutkan seperti No. 7) sampai kedalaman ulir maksimal tercapai.
11) Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan berulang-ulang agar beram yang tersisa terpotong semuanya.
12) Setelah selesai proses pembuatan ulir, hasil yang diperoleh dicek ukuranya (diameter mayor, kisar, diameter minor, dan sudut ulir).



Ø  Metode lurus
Cara ini hanya menggunakan eretan melintang saja. Langkah penyayatanya sama saja, hanya saja yang dioperasikan 1 eretan yaitu eretan melintang. Jadi hanya menambah kedalaman penyayatan pahat sampai batas ulir yang dikehendaki. Untuk proses ini bentuk mata pahat harus disesuaikan dengan ukuran ulir sepresisi mungkin, karena penyayatanya hanya menambah kedalaman dan tidak memperlebar ukuran. Sehingga bila ukuran mata pahat kurang sesuai hasil dari ulirnya pun tidak presisi.











Cara Membubut Bertingkat
1.     Pasang benda kerja terlebih dahulu.

2.     Pasang pahat rata pada tool post.

3.     Seting pahat pada kepala lepas.

4.     Dekatkan mata pahat pada benda kerja dengan menggunakan eretan alas.

5.     Ukur benda kerja terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan

6.     Tandailah setian ukuran dengan menggunakan ujung mata pahat dengan cara cekam  diputar sampai terjadi goresan terhadap benda kerja

7.     Mundurkan pahat ke posisi semula(menjauhi benda kerja dengan jarak minimal 10  mm dari benda kerja)

8.     Atur kecepatan putaran mesin bubut menjadi 300 rpm.

9.     Sayatlah benda kerja dengan menentukan ukuran setiap saayatan maksimal 1mm sampai mencampai ukuran Ø 21 mm dan panjang 20 mm.

10.  Lakukan penyayatan  mm sampai mencapai ukuran Ø  20 mm.

11.  Sayatlah benda kerja  dengan menentukan setiap sayatan maksimal 1 mm  sampai mencapai Ø 10 mm dan panjang 10 mm.

12.   Mundurkan pahat ketempat semula.

13.   Buka cekam dengan menggunakan kunci cekam dan lepaskan benda kerja dari cekam.










Cara Menggunakan Mesin Bubut untuk Membubut Tirus luar dan dalam
Membubut tirus dapat dilaksanakan dengan beberapa cara, cara yang paling mudah adalah dengan tambahan alat bubut taper, akan tetapi cara ini selain membutuhkan kelengkapan juga harus memasang perlengkapan tersebut pada meja eretan. Cara biasa adalah dengan memiringkan eretan atas dan memajukan eretan sebagai langkah pemakanan, khususnya untuk benda tirus yang pendek.
1.png
Cara yang lain adalah dengan membubut antara dua senter dan menggeser posisi kepala lepas sesuai dengan tinggi kemiringan yang diinginkan.
2.png
3.png
Untuk menghitung pergeseran kepala lepas dihitung dengan rumus :
a = ( D – d ) / 2
D = diameter besar
d = diameter kecil
Karena keterbatasan sentuhan senter tetap dengan lubang senter pada benda keja , maka harga pergeseran “a” tidak lebih dari 1/50 panjang benda kerjanya.
Langkah Persiapan
  • Tentukan putaran mesin
  • Persiapkan pahat kasar, muka, dan pahat finishing
  • Kotak kunci (tool box)
  • Pemasangan benda kerja
  • Pemasangan dan penyetelan pahat bubut. 
  • Penyetelan kemiringan sudut pada eretan atas (benda kerja pendek) atau pergeseran kepala lepas (benda kerja panjang).
Langkah Kerja
  • Bubut bagian muka benda kerja untuk menentukan titik awal
    kemiringan
  • Bubut diameter luar sampai dengan ukuran diameter terbesar yang diinginkan, gunakan pahat kasar
  • Rubah posisi pahat atau posisi kepala lepas untuk menentukan sudut kemiringannya
  • Bubut bagian tirusnya
  • Periksa kebenaran sisi dan sudut ketirusannya
  • Ganti pahat dengan pahat finishing.
  • Periksa hasil ketirusannya.